Sarana Wolio yang digali dari Martabat Tujuh berisi sifat kemanusiaan kemudian diperbaharui oleh Sultan Dayanu Ikhsanuddin menjadi Sara Pataanguna (Adat Yang Empat). Keempat sara itu adalah:
(1) Sara Wolio sebagai pusat pemerintahan;
(2) Sara Hukumu sebagai pusat pelaksana kegiatan dari Hukum Islam
(3) Sara Barata sebagai wilayah yang diberi kuasa untuk melaksanakan pemerintah sendiri (otonom), khusus yaitu:
(a) Barata Kaledupa
(b) Barata Kulisusu;
(c) Barata Tiworo;
Sedangkan otonomi yang seluas-luasnya adalah
(d) Barata Wuna (Muna).
Struktur pemerintahan dan kekuasaan Kesultanan Butuni itu diproyeksikan ke dalam bentuk perahu barata. Barata dalam bahasa Wolio adalah perahu bercadik ganda dengan empat simpul penguat yang diidentifikasikan pada dua kerajaan di bagian barat: Tiworo dan Muna sedangkan di bagian timur Kulisusu dan Kaledupa (Muchir, 2003: 144-145).